BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Secara sistematis suatu penelitian
yang mendasarkan pada metode ilmiah biasanya dimulai dengan adanya
permasalahan. Permasalahan penelitian menurut John Dewey, 1993; Kerlinger, 1986
mengidentifikasikan bahwa permasalahan secara faktual dapat berupa kesulitan
yang dirasakan oleh orang awam maupun oleh para peneliti. Permasalahan dapat
pula diartikan sebagai target yang telah ditetapkan oleh peneliti.
Masalah timbul karena adanya
tantangan, adanya kesangsian ataupun kebingungan kita terhadap suatu hal atau
fenomena. Adanya kemenduaan arti (ambiguity)
adanya halangan dari rintangan. Adanya celah (gap) baik antar kegiatan atau antar fenomena. Baik yang telah ada
ataupun yang akan ada. Penelitian diharapkan dapat memecahkan masalah-masalah
itu atau setidaknya menutup celah yang terjadi.
Makalah ini akan membahas tentang
topik dan masalah penelitian khususnya dalam pendidikan. Tugas ini bertujuan
menyelesaikan tugas kelompok matakuliah penelitian pendidikan administrasi
perkantoran yan diampu oleh prof. Dr. Muhyadi.
B.
Rumusan Masalah
1. Apakah
yang dimaksud dengan topik?
2. Bagaimana
cara mempertimbangkan topik?
3. Bagaimana
cara merumuskan judul penelitian?
4. Apakah
syarat suatu judul yang baik?
5. Contoh
judul penelitian dibidang pendidikan?
6. Apakah
yang dimaksud dengan masalah penetian?
C.
Tujuan
1. Mahasiswa
diharapkan dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan topik.
2. Mahasiswa
diharapkan dapat mengetahui bagaimana cara mempertimbangkan topik.
3. Mahasiswa
diharapkan dapat mengetahui bagaimana cara merumuskan judul penelitian.
4. Mahasiswa
diharapkan dapat mengetahui apa saja yang menjadi syarat suatu judul yang baik.
5. Mahasiswa
diharapkan dapat mengetahui contoh judul penelitian dibidang pendidikan.
6. Mahasiswa
diharapkan dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan masalah penetian.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Topik
Topik (bahasa Yunani: topoi)
adalah inti utama dari
seluruh isi tulisan yang hendak disampaikan atau lebih dikenal dengan topik
pembicaraan. Topik adalah hal
yang pertama kali ditentukan ketika penulis akan membuat tulisan. Topik yang masih awal tersebut, selanjutnya
dikembangkan dengan membuat cakupan yang lebih sempit atau lebih luas. Terdapat beberapa kriteria untuk sebuah topik yang
dikatakan baik, diantaranya adalah topik tersebut harus mencakup keseluruhan
isi tulisan, yakni mampu menjawab pertanyaan akan masalah apa yang hendak ditulis. Ciri utama dari topik adalah
cakupannya atas suatu permasalahan msih bersifat umum dan tidak
diuraikan secara lebih mendetail.
Topik biasa terdiri dari satu satu dua kata yang singkat, dan memiliki
persamaan serta perbedaan dengan tema karangan. Persamaannya adalah baik topik maupun tema
keduanya sama-sama dapat dijadikan sebagai judul karangan. Sedangkan, perbedaannya ialah topik masih mengandung hal
yang umum, sementara tema akan lebih spesifik dan lebih terarah dalam membahas
suatu permasalahan.
B.
Cara Mempertimbangkan
Topik
a)
Manageable of Topic (Topik dapat dikelola)
Topik tidak
berada diluar jangkauan kemampuan peneliti. Paling tidak harus diperhatikan:
·
Kemampuan menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan
masalah
·
Kecukupan Biaya
·
Tersedianya Waktu
·
Kemungkinan adanya sponsor atau kerjasama dengan
pihak lain.
b) Obtainable Data
(Data yang dibutuhkan dapat diperoleh)
Tersedianya data/
data dapat diperoleh dengan mudah. Hal ini meliputi:
·
Apakah sumber-sumber data (kepustakaan, dll) cukup
tersedia
·
Apakah Teknik-teknik pengumpulan data cukup dikuasai
·
Apakah ada faktor-faktor pribadi dan luar yang akan
merintangi pengumpulan data
·
Apakah data tersebut tergantung pada waktu tertentu
(misal: data tentang proses pemilu 2004)
c) Significance of
Topic (Topik yang sesuai)
Topik yang dipilih
haruslah penting untuk diteliti. Ada dua hal yang menjadi pertimbangan dalam
memilih topik yang penting yaitu: pertama, sumbangan hasil penelitiannya dapat
memenuhi minat akademis dan minat masyarakat luas; kedua, sifat topik tidak
merupakan duplikasi dari topik-topik yang telah diteliti oleh orang lain.
·
Sesuai dengan bidang ilmu/ cakupan ilmu peneliti
·
Topik penting untuk diteliti (secara akademik)
d) Interested Topic
(Menarik)
Hendaknya, topik
penelitian tersebut menarik sehingga menimbulkan minat dan semangat peneliti
untuk melakukan penelitian berdasarkan topik yang telah ia tentukan (Hadi dalam
Tanjung dan Ardial, 2005: 14-18).
·
Apakah topik tersebut secara pribadi menarik minat
dan semangat peneliti
·
Apakah topik tersebut dapat menimbulkan rasa ingin
tahu (curiousity) secara ilmiah
·
Apakah menarik untuk dapat mengarahkan pada
kebenaran ilmiah
C. Cara
Merumuskan Judul Penelitian
Ada beberapa hal yang wajib dilakukan dalam merumuskan judul
penelitian diantaranya sebagai berikut ini:
1) Judul dibuat singkat jangan terlalu panjang dan judul juga
harus konsisten dengan rumusan masalah.
2) Judul harus bisa menggambarkan isi penelitian secara keseluruhan seperti: jenis dan sifat penelitian subjek
penelitian, objek penelitian, tempat penelitian, dan kapan penelitian dilakukan
(tahun).
3) Judul harus berisi variabel-variabel yang akan diteliti.
4) Judul penelitian harus memperhatikan pendekatan yang dipilih
kuantitatif atau kualitatif. Kuantitatif (datanya berupa angka-angka) sedangkan
kualitatif (datanya pertanyaan-pertanyaan/ statemen).
5) Judul adalah penegasan bahwa masalah yang dijadikan penelitian
penting untuk diteliti.
6) Hendaknya judul mengandung satu variabel atau dua variabel
yang akan dilakukan penelitian, ini karena judul merupakan bagian isi
penelitian secara keseluruhan.
7) Judul penelitian yang baik hendaknya menggunakan kalimat pernyataan.
Hal ini dikarenakan supaya lebih mudah dipahami oleh para pembaca.
Berikut ini tips dan cara menentukan/ merumuskan judul
penelitian:
1) Judul harus menarik minat peneliti, Kenapa? Karena judul yang
menarik minat peneliti dapat memotivasi peneliti untuk melakukan penelitian
lebih lanjut.
2) Calon peneliti mampu melaksanakannya, kenapa? Karena judl
yang mudah untuk dilaksanakan oleh peneliti dapat memperlancar proses
penelitian sehingga proses penelitian tidak ada hambatan dan permasalahan yang
ada dapt diminimalisir.
3) Jangan sama persis dengan judul penelitian yang telah ada,
jika melakukan pengembangan penelitian sebaiknya memakai judul yang lebih
spesifik.
4) Hendaknya pada saat menentukan judul penelitian memungkinkan
tersedianya data yang lengkap yang bisa mempermudah peneliti.
D. Syarat
Judul Penelitian yang Baik
Judul merupakan hal pertama yang terlihat dan seringkali dipertanyakan.
Untuk itu, judul haruslah menarik bagi pembaca untuk menyimak lebih lanjut
lagi. Menurut Drs. Mardalis, dalam bukunya yang berjudul “Metode
Penelitian Suatu Pendekatan Proposal” dalam memilih dan menetapkan judul
harus memperhatikan hal-hal berikut:
1.
Judul sebaiknya yang
menarik minat peneliti. Menarik dan dapat membangkitkan minat si peneliti
merupakan sesuatu yang dapat mendorong dan membangkitkan semangat kerja dalam
setiap langkah penelitian.
2.
Judul yang dipilih
mampu untuk dilaksanakan peneliti. Mampu di sini dimaksudkan dapat
melakukan penelitian dan cukup waktu yang tersedia untuk melakukan penelitian
tersebut dengan didukung oleh dana yang telah diperhitungkan untuk biaya
penyelesaian penelitian dengan judul yang dipilih.
3.
Judul hendaknya
mengandung kegunaan praktis dan penting untuk diteliti. Peneliti sudah bekerja
bersusah payah, hendaknya hasilnya berguna untuk diri sendiri, masyarakat dan
ilmu pengetahuan. Sehingga,dengan judul yang dipilih ada manfaatnya.
4.
Judul yang dipilih
hendaknya cukup data yang tersedia. Data di sini dimaksudkan pula data sekunder
dari kepustakaan yang ada untuk memperoleh teori dan konsep-konsep yang kelak
digunakan pula untuk menyusun hipotesa penelitian.
5.
Hindari terjadinya
duplikasi judul dengan judul lain. Jika terdapat dua judul yang sama, orang
sering mengatakan salah satunya tiruan atau plagiat.
Sedangkan menurut,
Dr.Juliansyah Noor dalam bukunya yang berjudul “Metodologi Penelitian”,
beberapa syarat agar judul penelitian dapat disebut baik antara lain:
1.
Menyebutkan
variabel penelitian. Variabel penelitian merupakan masalah utama penelitian.
2.
Menyebutkan unit
analisis penelitian. Yang dimaksud dengan unit analisis penelitian yaitu
organisasi, kelompok orang, kejadian, atau hal-hal yang dijadikan objek
penelitian.
3.
Menyebutkan lokasi
penelitian
4.
Disusun sesingkat
mungkin.
Berdasarkan pendapat Dr.Juliansyah Noor, dapat disimpulkan bahwa dalam
judul harus mencakup hal-hal berikut:
a)
Menunjukkan sifat
atau jenis penelitian.
b)
Menunjukkan
variabel utama yang merupakan objek penelitian.
c)
Menunjukkan
variabel yang menjadi faktor pengaruh variabel utama.
d)
Menunjukkan pada
subjek penelitian atau unit analisisnya.
e)
Menunjukkan lokasi
penelitian.
f)
Menunjukkan tahun
penelitian dilaksanakan.
Yang dimaksud dengan variabel itu sendiri adalah suatu sebutan yang
dapat dinilai oleh angka (kuantitatif) atau nilai mutu (kualitatif). Menurut
Juliansyah Noor, menjelaskan:
“Variabel Penelitian pada dasarnya merupakan hal yang berbentuk apa saja
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Dengan kata lain,
variabel penelitian ialah setiap hal dalam suatu penelitian yang datanya ingin
diperoleh.
Judul dapat diperoleh dari manapun, meskipun demikian penentuan terakhir
adalah terletak pada pelaku penelitian sendiri. Oleh karena itu sebelum judul
ditemukan, maka harus terlebih dahulu menanyakan beberapa hal berikut kepada
dirinya sendiri, yaitu :
·
Apakah judul
tersebut dapat dikuasainya?
·
Apakah bahan-bahan/
data-data tersedia secukupnya?
·
Apakah judul
tersebut penting untuk diteliti?
·
Apakah judul
tersebut cukup menarik minat untuk diteliti dan dikajikan?
Judul setidaknya memperhatikan dua hal, yaitu kesesuaian judul dengan
isi penelitian dan pemilihan kata-kata dalam judul. Lalu apakah yang dimaksud
dengan kesesuaian judul dengan isi penelitian? Kesesuaian isi dengan judul
maksudnya, kemampuan memelihara agar tulisan skripsi/laporan penelitian tetap
berada pada menyimpang dari judul atau judul beda koridor judul. Jadi, jangan sampai
isi dengan isi. Sedangkan yang dimaksud dengan Pemilihan kata-kata dalam
judul artinya,judul harus ilmiah, logis, dan menggunakan bahasa Indonesia yang
benar.
Judul dalam karya ilmiah, cukup satu kalimat saja. Biasanya merupakan
sebuah kalimat positif, jarang sekali menggunakan kalimat atau negatif,
meskipun ini sah-sah saja. Persoalannya, dalam banyak buku metode penelitian,
dikatakan seperti itu.
Judul harus singkat, padat dan jelas. Judul yang bertele-tele, selain
membingungkan pembaca, juga mengundang pertanyaan bagi dosen penguji skripsi.
Bisa dua jam lebih anda diuji, dimana satu jamnya hanya berputar-putar di
halaman judul saja tidak kunjung bergerak ke dalam isi. Dari uraian di atas
dapat ditarik kesimpulan bahwa syarat dari sebuah judul sehingga dikatakan
judul yang tepat dan baik adalah, sebagai berikut :
a)
Judul dalam kalimat
pernyataan, bukan pertanyaan.
b)
Cukup jelas dan
singkat.
c)
Berisi
variable-variabel yang akan diteliti.
d)
Judul menggambarkan
keseluruhan isi dan kegiatan penelitian yang dilakukan.
E. Contoh
Judul Penelitian
a.
Penelitian
Kualitatif
Bagi calon peneliti kualitatif, terkadang buat judul
penelitian di proposal pun tidak mudah. Apalagi bila belum yakin dengan masalah
yang dijadikan latar belakang penelitian. Untuk itulah saya tertarik untuk
berbagai pengetahuan yang saya dapat dari buku penelitian yang dibuat oleh
Sugiyono. Perlu diketahui bahwa judul penelitian kualitatif dalam proposal
penelitian sifatnya masih sementara. Hal ini disebabkan oleh paradigma
penelitian kualitatif terhadap suatu permasalahan yang dianggap masih sementara
dan bersifat holistik. Peneliti memiliki kesempatan untuk mengembangkannya
sesuai dengan fakta di lapangan. Oleh karena itu, tidak heran bila pada
akhirnya dalam laporan penelitian kualitatif terjadi perubahan judul. Ini
menandakan peneliti telah menjelajah secara mendalam terhadap situasi sosial
yang diteliti sehingga mampu mengembangkan pemahaman yang meluas dan mendalam.
Perlu juga dipahami bahwa judul penelitian
kualitatif adalah lebih mengarah pada upaya untuk mengungkap fenomena dalam
situasi sosial secara mendalam dan luas,
serta upaya untuk menemukan hipotesis dan teori. Ini jelas sangat berbeda
dengan judul penelitian kuantitatif yang didasarkan pada masalah yang akan
diteliti. Karakteristik judul penelitian kuantitatif adalah spesifik,
mencerminkan masalah dan variabel yang akan diteliti. Judul penelitian
kuantitatif digunakan peneliti dalam menetapkan variabel yang diteliti, teori
yang digunakan, instrumen penelitian, teknik analisis, dan kesimpulannya.
Di bawah ini ada beberapa contoh judul penelitian
kualitatif. Anda dapat mempelajarinya, bila cocok dengan situasi sosial yang
anda teliti, judul ini bisa dipakai. Cara lain adalah, judul penelitian dibawah
ini akan menimbulkan inspirasi bagi anda untuk membuat penelitian kualitatif
yang menurut anda paling baik.
1. Model
Perencanaan Pendidikan di Era Otonomi Daerah
2. Profesionalisme
Guru Pendidikan Agama Buddha di Pedalaman Kalimantan
3. Makna
Menjadi Guru Pendidikan Agama Buddha Bagi Masyarakat Jawa
4. Profil
Guru Pendidikan Agama Buddha yang Efektif Mendidik Anak
5. Model
Pendidikan Anti Korupsi Berbasis Buddhisme
6. Gaya
Belajar Anak-anak Berprestasi
7. Makna
Pendidikan Bagi Anak Jalanan
8. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Membeli
Produk
9. Analisis Nilai-Nilai Patriotisme
10. Analisis Peran Kepala Sekolah Dalam Menerapkan Manajemen Mutu
Pendidikan
11. Cara Belajar Siswa Berprestasi
12. Cara Belajar Siswa SD Dalam Menghadapi Ujian Nasional
13. Eksploitasi Anak Jalanan
14. Evaluasi Kebijakan Pendidikan Inklusif
15. Gambaran Manajemen Pembelajaran PAI
16. Kebiasaan Belajar Pada Siswa Berprestasi Di SD
17. Kebiasaan Membaca Siswa Sekolah Dasar
18. Keefektifan Upaya Meningkatkan Kemampuan Mengarang Melalui
Kebiasaan Menulis Buku Harian
19. Kesulitan Pemahaman Konsep Gaya Pelajaran IPA
20. Kinerja Dan Profesionalisme Guru SD
21. Kompetensi Global Guru Sekolah Dasar
22. Kompetensi Guru Dalam Perencanaan Pembelajaran
23. Makna Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kualitas
Pendidikan
24. Manajemen Keuangan Sekolah
25. Metode Pembelajaran Yang Efektif Dalam Membentuk Karakter
26. Metode Pembelajaran Yang Efektif Untuk Menyampaikan Materi Pecahan
27. Minat Kegiatan Kepramukaan Siswa SD
28. Model Pembelajaran Yang Efektif Dalam Pembelajaran
29. Model Pemberian Tugas Pembelajaran Matematika
30. Pelaksanaan Bimbingan Konseling Di SD
31. Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah Di SD
32. Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Pada Bahasan Trigonometri
33. Pentingnya Keterampilan Membaca Bagi Siswa SD
34. Pentingnya Semangat Kerja Karyawan Guna Meningkatkan Produtivitas
35. Peran Guru Kelas Sebagai Fasilitator
36. Peran Orang Tua Terhadap Anak Berprestasi
37. Peran Orang Tua Terhadap Anak Dalam Bidang Akademik
38. Persepsi Dan Perilaku Merokok Mahasiswa PGSD
39. Persepsi Guru Kelas Terhadap Pelaksanaan KTSP
40. Persepsi Guru Matematika Terhadap Penggunaan Bahan Manipulatif
41. Persepsi Guru Terhadap Penerapan Kurikulum KTSP
42. Persepsi Masyarakat Terhadap Penggunaan Metode Inkuiri
43. Persepsi Siswa Terhadap Peran Guru Bimbingan
44. Persepsi Siswa Terhadap Pola Interaksi Guru Dalam Pembelajaran
45. Pesan Dalam Tarian Topeng Panji Cirebon
46. Pola Belajar Siswa Dalam Menghadapi Ujian Nasional
47. Pola Emosi Guru Dalam Menjalankan Tugas Di SD
48. Profesionalisme Guru SD
49. Profil Guru Yang Efektif Mendidik Siswa SD
50. Strategi Guru Dalam Pembentukan Karakter Siswa
51. Strategi Harian Tribun Timur Untuk Menjadi Surat Kabar Terpercaya
Di Kota Makassar
52. Teknik-Teknik Motivasi Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar
53. Upaya Guru Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa SD
54. Upaya Meningkatkan Profesionalisme Guru
55. Upaya Peningkatan Belajar Matematika Melalui Tugas Pekerjaan Rumah
56. Variasi Keterampilan Mengajar Guru
b.
Penelitian
Kuantitatif
Metode penelitian kuantitatif merupakan salah satu
jenis penelitian yang spesifikasinyaadalah sistematis, terencana, dan
terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain penelitiannya.
Definisi lain menyebutkan penelitian kuantitatif adalah penelitian yang
banyakmenuntut penggunaan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran
terhadap datatersebut, serta penampilan dari hasilnya. Demikian pula pada tahap
kesimpulan penelitianakan lebih baik bila disertai dengan gambar, table,
grafik, atau tampilan lainnya.Menurut Sugiyono, metode penelitian kuantitatif
dapat diartikan sebagai metode penelitianyang berlandaskan pada filsafat
positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atausampel tertentu. Teknik
pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifatkuantitatif/statistik
dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono,2012: 7).
Metode kuantitatif sering juga disebut metode tradisional,
positivistik,ilmiah/scientific dan metode discovery. Metode kuantitatif
dinamakan metode tradisional,karena metode ini sudah cukup lama digunakan
sehingga sudah mentradisi sebagai metodeuntuk penelitian. Metode ini disebut
sebagai metode positivistik karena berlandaskan padafilsafat positivisme.
Metode ini disebut sebagai metode ilmiah (scientific) karena metode initelah
memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit, empiris, obyektif, terukur,
rasional dansistematis. Metode ini juga disebut metode discovery karena dengan
metode ini dapatditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru. Metode ini
disebut metode kuantitatifkarena data penelitian berupa angka-angka dan
analisis menggunakan statistik.Penelitian kuantitatif merupakan studi yang
diposisikan sebagai bebas nilai (valuefree).Dengan kata lain, penelitian
kuantitatif sangat ketat menerapkan prinsip-prinsipobjektivitas. Objektivitas
itu diperoleh antara lain melalui penggunaan instrumen yang telahdiuji
validitas dan reliabilitasnya. Peneliti yang melakukan studi kuantitatif
mereduksisedemikian rupa hal-hal yang dapat membuat bias, misalnya akibat
masuknya persepsi dannilai-nilai pribadi. Jika dalam penelaahan muncul adanya
bias itu maka penelitian kuantitatifakan jauh dari kaidah-kaidah teknik ilmiah
yang sesungguhnya (Sudarwan Danim, 2002: 35).
Selain itu
metode penelitian kuantitatif dikatakan sebagai metode yang lebih menekankan
pada aspek pengukuran secara obyektif terhadap fenomena sosial. Untuk dapat
melakukan pengukuran, setiap fenomena sosial di jabarkan kedalam beberapa
komponen masalah,variable dan indikator. Setiap variable yang di tentukan di
ukur dengan memberikan simbol-simbol angka yang berbeda-beda sesuai dengan
kategori informasi yang berkaitan denganvariable tersebut. Dengan menggunakan symbol-simbol
angka tersebut, teknik perhitungansecara kuantitatif matematik dapat di lakukan
sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulanyang belaku umum di dalam suatu
parameter. Tujuan utama dati metodologi ini ialahmenjelaskan suatu masalah
tetapi menghasilkan generalisasi. Generalisasi ialah suatukenyataan kebenaran
yang terjadi dalam suatu realitas tentang suatu masalah yang di perkirakan akan
berlaku pada suatu populasi tertentu. Generalisasi dapat dihasilkan
melaluisuatu metode perkiraan atau metode estimasi yang umum berlaku didalam
statistika induktif.Metode estimasi itu sendiri dilakukan berdasarkan pengukuran
terhadap keadaan nyata yanglebih terbatas lingkupnya yang juga sering disebut
“sample” dalam penelitian kuantitatif.
Jadi,
yang diukur dalam penelitian sebenarnya ialah bagian kecil dari populasi atau
seringdisebut “data”. Data ialah contoh nyata dari kenyataan yang dapat
diprediksikan ke tingkat realitas dengan menggunakan metodologi kuantitatif
tertentu. Penelitian kuantitatif mengadakan eksplorasi lebih lanjut serta
menemukan fakta dan menguji teori-teori yang timbul.
Contoh
judul penelitian kuantitatif:
1.
Hubungan Antara Gaya Belajar
Dan Minat Baca Terhadap Hasil Belajar
2.
Hubungan Antara Minat Baca Dan
Motivasi Terhadap Hasil Belajar
3.
Hubungan Antara Minat Dengan
Prestasi Belajar Dalam Studi Sejarah
4.
Hubungan Bimbingan Dan
Perhatian Terhadap Tanggung Jawab Belajar Anak
5.
Hubungan Kebutuhan Belajar Dan
Kreativitas Terhadap Hasil Belajar
6.
Hubungan Kecerdasan Emosional
Dengan Prestasi Belajar
7.
Hubungan Minat Dan Perhatian
Terhadap Hasil Belajar
8.
Pengaruh Bimbingan Belajar Dan
Motivasi Terhadap Prestasi Belajar
9.
Pengaruh Frekuensi Belajar Dan Perhatian
Orang Tua Terhadap Hasil Belajar
10. Pengaruh IQ Dan Kebiasaan
Membaca Terhadap Keterampilan Menulis Narasi
11. Pengaruh Kebiasaan Membaca Dan
Koleksi Buku Terhadap Prestasi Belajar
12. Pengaruh Kecerdasan Emosional
Dan Perhatian Orang Tua Terhadap Hasil Belajar
13. Pengaruh Sarana Pembelajaran
Dan Minat Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar
14. Pengaruh Keluarga Dan Minat
Baca Dengan Prestasi Belajar
15. Pengaruh Kemampuan Membaca Dan
Motivasi Belajar Terhadap Kemampuan Pemecahan Soal
16. Pengaruh Media Pembelajaran Dan
Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar
17. Pengaruh Media Terhadap Hasil
Belajar Ditinjau Dari Kemampuan Membaca
18. Pengaruh Metode Pembelajaran
Dan Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar
19. Pengaruh Metode Pembelajaran
Dan Motivasi Terhadap Hasil Belajar
20. Pengaruh Model Pembelajaran CTL
Ditinjau Dari Keaktifan Siswa
21. Pengaruh Model Pembelajaran Dan
Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar
22. Pengaruh Motivasi Belajar Dan
Lingkungan Keluarga Terhadap Hasil Belajar
23. Pengaruh Motivasi Dan Disiplin
Belajar Terhadap Prestasi Belajar
24. Pengaruh Motivasi Dan Disiplin
Siswa Terhadap hasil Belajar
25. Pengaruh Motivasi Dan Minat
Baca Terhadap Pemecahan Soal Cerita
26. Pengaruh Motivasi Orang Tua Dan
Intensitas Belajar Terhadap Hasil Belajar
27. Pengaruh Pembelajaran
Menggunakan Media Video Conference Terhadap Hasil Belajar
28. Pengaruh Peran Orang Tua Dan
Motivasi Terhadap Hasil Belajar
29. Pengaruh Pola Asuh Orang Tua
Dan Disiplin Belajar Terhadap Hasil Belajar
30. Pengaruh Profesionalisme Guru
Dan Fasilitas Belajar Terhadap Hasil Belajar
31. Pengaruh Status Gizi dan
Intelegensi Anak Terhadap Hasil Belajar
32. Perbandingan Hasil Belajar
Antara Pemberian Tugas Kooperatif Dengan Tugas Individu
33. Perbandingan Metode Jigsaw
dengan Tanya Jawab Terhadap Hasil Belajar
34. Perbandingan Metode Pembelajaran
Ditinjau Dari Minat Terhadap Hasil Belajar
35. Perbandingan Metode Quantum
Ditinjau Dari Minat Terhadap Prestasi Belajar
36. Perbandingan Pendekatan
Konvensional Dan Kontekstual Ditinjau Dari Minat
37. Perbedaan Kedisiplinan Dan Pola
Asuh Terhadap Prestasi Belajar
38. Perbedaan Metode Ceramah dan
Metode Demonstrasi Terhadap Hasil Belajar Ditinjau Dari Minat
39. Perbedaan Metode Kerja Kelompok
Dan Pemberian Tugas Individu Terhadap Hasil Belajar
40. Perbedaan Metode RME Dan
Konvensional Terhadap Hasil Belajar
41. Perbedaan Model Konvensional
Dengan Konstruktivisme Terhadap Hasil Belajar
42. Perbedaan Model Membaca Bawah
Atas Dan Interaktif Dalam Pemahaman Membaca
43. Perbedaan Model Pembelajaran
Kooperatif Dalam Meningkatan Prestasi Belajar
44. Perbedaan Pembelajaran
Kontekstual dan Konvensional Ditinjau dari Motivasi Belajar
45. Perbedaan Prestasi Belajar
Huruf Jawa Antara Program Swish Dan Konvensional
Ciri-Ciri Karakteristik
Dari Penelitian Kuantitatif Danpenelitian Kualitatif
a) Ciri
Karakteristik Penelitian Kuantitatif
·
Metode penelitian
kuantitatif dilakukan untuk mngukur satu atau lebih variable penelitian. Lebih dari itu penelitian kuantitatif dilakukan untuk mengukur hubunganatau
korelasi atau pengaruh antara dua variabel atau lebih
·
Metode penelitian
kuantitatif Permasalahan penelitiannya adalah menanyakan tentangtingkat
pengaruh atau keeratan hubungan antara dua variabel atau lebih
·
Penelitian muantitatif
dilakukan untuk menguji teori yang sudah ada yang dipilih oleh peneliti
·
Metode penelitian
kuantitatif memfungsikan teori sebagai titik tolak menemukankonsep yang
terdapat dalam teori tersebut, yang kemudian dijadikan variabel.
·
Penelitian kuantitatif
menggunakan hipotesis sejak awal ketika peneliti telahmenetapkan teori yang
digunakan.
·
Penelitian kuantitatif
lebih mengutamakan teknik pengumpulan data kuesioner.
·
Penelitian kuantitatif
penyajian datanya berupa table distribusi pilihan jawaban pararesponden yang
ditentukan oleh peneliti berupa angka.
·
Penelitian kuantitatif
menggunakan prespektif etik, yaitu data yang dikumpulkandibatasi atau
ditentukan oleh peneliti dalam hal pilihan indicator atau atribut
variabel bai jumlah maupun jenisnya.
·
Metode penelitian
kuantitatif menggunakan definisi operasionalisasi kerana hendakmengukur
variabel, karena definisi operasional pada dasarna merupakan petunjukuntuk
mengukur variabel
·
Penelitian kuantitatif
penentu ukuran jumlah responden atau sampel denganmenggunakan presentase, rumus
atau table populasi-sampel, sebagai penerapan prinipketerwakilan.
·
Peneliti kuantitatif
menggunakan alur penarikan kesimpulan berproses secaradeduktif, yaitu konsep,
variabel ke data.
·
Metode penelitian
kuantitatif instrument penelitiannya berupa kuesioner atau angket,yang juga
berfungsi sebagai teknik pengumpulan data
·
Analisis yang digunakan
dalam penelitian kuantitatif dilakukan setelah dataterkumpul, dengan
menggunakan perhitungan angka-angka atau analisis statistic.
·
Penelitian kuantitatif
kesimpulannya berupa timgkat hubungan antar variabel, sedangkan dalam
penelitian kualitatif kesimpulannya berupa temuan konsep yangtersembunyi di
balik data rinci berdasarkan interpretasi atau kesepakatan dari pararesponden
atau informan.
b) Karakteristik
Penelitian Kualitatif
·
Pada penelitian
kualitatif teori atau hipotesis tidak secara apriori diwajibkan ada.
·
Penelitian kualitatif
dilaksanakan pada latar alamiah (bukan dibuat-buat/artifisial), yaitu tempat di
mana kejadian dan perilaku manusia berlangsung.
·
Asumsi-asumsi pada
penelitian kualitatif amat berbeda dengan penelitian kuantitatif.
·
Dalam melaksanakan
penelitian kualitatif, justru peneliti-lah yang merupakan instrumen utama
penelitian untuk mengumpulkan data.
·
Data yang dikumpulkan
pada penelitian kualitatif lebih cenderung bersifat deskriptif atau penggambaran
dalam bentuk kata-kata, bukan dominan angka-angka.
·
Penelitian kualitatif
berfokus pada menggali persepsi dan pengalaman partisipan (pihak-pihak yang
terlibat dalam) penelitian.
·
Pada penelitian
kualitatif, proses pelaksanaan penelitian sama pentingnya denganhasil
penelitian (produk). Peneliti, selama prosesnya berusaha memahami bagaimana suatu
kejadian berlangsung.
·
Data pada penelitian
kualitatif ditafsirkan dalam pemahaman idiografis, bukan untuk membuat atau
merumuskan generalisasi.
·
Dalam merancang desain
penelitian, peneliti pada penelitian kualitatif harus mencoba merekonstruksi
penafsiran dan pemahaman dengan sumber data, yaitu manusia.
·
Proses penelitian
kualitatif hingga menghasilkan produk penelitian, lebih mengandalkan pada tacit
knowledge (intuisi dan perasaan), hal ini disebabkan oleh karena data tidak
dapat dikuantifikasi. Data adalah apresiasi dari majemuknya suatu keadaan
(kenyataan kejadian).
·
Pada penelitian
kualitatif amat perlu menjunjung tinggi objektivitas dan kebenaran. Akan
tetapi ktiterianya berbeda dengan penelitian kuantitatif, karena derajat kepercayaannya
diperoleh dari verifikasi berdasarkan koherensi, wawasan, danmanfaat.
Persamaan antara
Penelitian Kuantitatif dan Penelitian kualitatif
1. Merupakan
sebuah metode yang digunakan dalam penelitian guna memecahkan sebuah masalah
2. Memiliki
obyek dan subyek
3. Memiliki
variabel
4. Menerapkan
metode pengumpulan data yang sistematis dan terbuka hingga bisa dinilai
pihak lain.
5. Melibatkan
inferensi (simpulan) detil-detil pengamatan empiris ke suatu kesimpulan umum
6. Membandingkan
data, mencari kesamaan dan perbedaan untuk menemukan pola tertentu pada
data.
7. Menggunakan
prosedur untuk menghindari kesalahan analisis dan penarikan inferensi.
F. Pengertian
Masalah Penelitian
Menurut John Dewey, 1993; Kerlinger,
1989 dalam Sukardi; 2007 mengidentifikasikan bahwa, permasalahan secara faktual
dapat berupa kesulitan yang dirasakan oleh orang awam maupun para peneliti;
permasalahan dapat juga diartikan sebagai sesuatu yang menghalangi tercapainya
tujuan. Permasalahan dapat
pula diartikan sebagai sesuatu yang dijadikan target yang telah ditetapkan oleh
peneliti, tetapi karena sesuatu hal target tidak dapat tercapai. Sesuatu hal
yang menyebabkan tidak tercapainya target disebut masalah. Permasalahan dapat
pula diartikan sebagai jarak antara sesuatu yang diharapkan dengan sesuatu
kenyataan yang ada.
Menurut Notoatmodjo
(2002) masalah penelitian secara umum dapat diartikan sebagi suatu kesenjangan
(gap) antara yang seharusnya dengan apa yang terjadi tentang sesuatu hal, atau
antara kenyataan yang ada atau terjadi dengan yang seharusnya ada atau terjadi
serta antara harapan dan kenyataan.
Permasalahan adalah suatu
kesenjangan antara harapan dengan kenyataan, perundang-undangan dengan pelaksanaan,
peraturan dengan implementasinya, teori dengan praktik, sehingga menarik minat
dan perhatian untuk diteliti. (Henny Kartika, 2008).
Hal-hal yang menyebabkan sulitnya membuat masalah
penelitian:
1. Tidak semua masalah di lapangan dapat
diuji secara empiris.
2. Tidak ada pengetahuan atau tidak diketahui
sumber atau tempat mencari masalah.
3. Kadangkala si peneliti dihadapkan kepada
banyak sekali masalah penelitian, dan sang peneliti tidak dapat memilih masalah
mana yang lebih baik untuk dipecahkan.
4. Ada kalanya masalah cukup menarik tetapi
data yang diperlukan untuk memmecahkan masalah tersebut sukar diperoleh.
5. Peneliti tidak tahu kegunaan spesifik yang
ada di kepelanyadalam memilih masalah.
G. Karakteristik
Permasalahan Penelitian
Secara fungsional
masalah penelitian mempunyai arti penting bagi para peneliti. Masalah
penelitian dapat digunakan sebagai pedoman kegiatan di lapangan. Mengingat
pentingnya posisi tersebut para peneliti dianjurkan untuk mengetahui ciri-ciri
permasalahan yang baik serta layak untuk diteliti. Beberapa karakteristik
menurut Sukardi, 2007 adalah sebagai berikut:
1.
Dapat
Diteliti
Suatu permasalahan dapat dikatakan diteliti atau researchable, apabila masalah tersebut
dapat diungkapkan kejelasannya melalui tindakan koleksi data dan kemudian dianalisis.
Beberapa cara memperoleh jawaban melalui mencari informasi:
a. Bertanya kepada responden; dengan melakukan wawancara,
dengan orang-orang yang terlibat langsung, para pimpinan dikantor, tenaga
kerja, atau para pakar yang menguasai bidang ketenagakerjaan.
b. Melakukan observasi langsung diamana para pencari kerja
berada; yaitu ditempat-tempat pendaftaran tenaga kerja baik di Kabupaten maupun
di provinsi terdekat.
c. Melakukan studi kepustakaan dengan buku, selebaran, dan
dokumentasi lain yang berkaitan erat dengan masalah tenaga kerja
d. Menggunakan angket dan menyebarkannya kepada responden
yang terkait.
2.
Mempunyai
Kontribusi Signifikan
Maslah penelitian
mempunyai kontribusi nyata, masalah penelitian dikatakan baik jika itu
mempunyai manfaat bagi peneliti yang bersangkutan maupun bagi masyarakat pada
umumnya. Ada 2 manfaat yang perlu diperhatikan dalam mengidentifakasi masalah.
Kedua masalah itu, yaitu manfaat teoritis yang berkaitan erat dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, dan yang kedua, yaitu manfaat praktis yang
langsung dapat digunakan atau dirasakan oleh masyarakat.
3.
Dapat
Didukung Dengan Data Empiris
Karakteristik yang
ketiga yang juga penting untuk dipertimbangkan adalah fenomena masalah tersebut
dapat diukur baik secara kuantitatif maupun secara empiris. Ukuran empiris atau
ukuran yang didasarkan pada fakta yang dapat dirasakan oleh orang yang terlibat
mempunyai peranan penting. Karena dukungan data empiris memberikan hubungan
yang erat antara fakta dan konstruk suatu fenomena. Permasalahan akan menjadi
lebih kuat lagi perlunya untuk didukaung dengan data empiris, jika peneliti
ingin mendudukkan penelitian kuantitatif lebih mendasarkan pada sesuatu
variabel yang harus didasarkan hukum positif, empiris, dan terukur.
Permasalahan yang tidak didukung dengan data empiris dan tidak dapat diukur
hanya jatuh pada kategori common sense
yang sulit untuk ditindaklanjuti dalam proses pengumpulan data.
4.
Sesuai
Dengan Kemampuan dan Keinginan Peneliti
Karakteristik yang
menganjurkan perlunya peneliti menyesuaikan kemampuan dan sesuai dengan
keinginannya. Permasalahan yang mempunyai tiga karakteristik diatas akan
memberikan keyakinan untuk dapat meneliti dan mengumpulkan data pendukung.
Sedangkan karakteristik terakhir memberikan kepercayaan bahwa apa yang hendak dilakukan
di lapangan akan berhasil, karena data yang ada di lapangan dan kemampuan
peneliti untuk mengumpulkan dan kemudian menganalisisnya sampai hasil
penelitaian dapat diperoleh. Keinginan penulis juga mempunyai peranan penting
dalam mendukung terselesaikannya penelitian. Karena penelitian adalah kegiatan
yang menyangkut kemampuan, dan kemampuan tanpa ada kemauan mungkin saja proses
penelitian berlarut-larut dan akhirnya merugikan si peneliti sendiri.
Menurut Nana
Syaodih, 2005 mengemukakan karakteristik permasalahan penelitian adalah sebagai
berikut:
1.
Obyektifitas
Penelitian harus
memiliki obyektivitas baik dalam karakteristik maupun prosedurnya. Obyektivitas
dicapai melalui keterbukaan, terhindar dari bias dan subyektivitas. Dalam
prosedurnya, penelitian menggunakan teknik pengumpulan dan analisis data yang
memungkinkan dibuat interpretasi yang dapat dipertanggungjawabkan. Obyektivitas
juga menunjukkan kualitas data yang dihasilkan dari prosedur yang digunakan,
yang dikontrol dari bias dan subyektivitas.
2.
Ketepatan
Penelitian juga
harus memiliki tingkat ketepatan (Precision),
secara teknis instrumen pengumpulan datanya harus memiliki validitas dan
realibilitas yang memadai, desain penelitian, pengambilan sampel dan teknik
analisisnya tepat.
3.
Vertifikasi
Penelitian dapat
divertifikasi, dalam arti dikonfirmasikan, direvisi dan diulang dengan cara
yang sama atau berbeda. Vertifikasi dalam penelitian kualitatif berbeda dengan
kuantitatif. Penelitian kualitatif memberikan interpretasi deskriptif,
vertifikasi berupa perluasan, pengembangan tetapi bukan pengulangan.
Vertifikasi juga bermakna memberikan sumbangan kepada ilmu atau studi lain.
4.
Penjelasan
Ringkas
Penelitian mencoba
memberiakan penjelasan tentang hubungan antar fenomena dan menyederhanakannya
menjadi penjelasan yang ringkas. Tujuan akhir dari suatu penelitian adalah
mereduksi realita yang kompleks kedalam penjelasan yang singkat.
5.
Empiris
Penelitian ditandai
oleh sikap dan pendekatan empiris yang kuat. Secara umum empiris berarti
berdasarkan pengalaman praktis. Dalam penelitian empiris kesimpulan didasarkan
atas dasar kenyataan-kenyataan yang diperoleh dengan menggunakan metode
penelitian yang sistematik, bukan berdasarkan pendapat atau kekuasaan. Sikap
empiris umumnya menuntuk penghilangan pengalaman dan sikap pribadi. Kritis
dalam penelitian berarti membuat interpretasi berdasarkan kenyataan dan nalar
yang didasarkan atas kenyataan-kenyataan (evidensi). Evidensi adalah data yang
diperoleh dari penelitian, berdasarkan hasil analisis data tersebut interpretasi
dibuat.
6.
Penalaran
Logis
Semua kegiatan
penelitian menuntut penalaran logis. Penalaran merupakan proses berfikir,
menggunakan prinsip-prinsip logika deduktif atau induktif. Penalaran deduktif,
bila premisnya benar maka kesimpulan otomatis benar. Logika deduktif dapat
mengidentifikasi hubungan-hubungan baru dalam pengetahuan (prinsip, kaidah)
yang ada. Dalam penalaran induktif, peneliti menarik kesimpulan berdasarkan
hasil sejumlah pengamatan kasus-kasus (individual, situasi, peristiwa),
kemudian peneliti membuat kesimpulan yang bersifat umum. Kesimpulan dibatasi
oleh jumlah dan karakteristik dari kasus yang diamati.
7.
Kesimpulan
Kodisional
Kesimpulan hasil
penelitian tidak bersifat absolut. Penelitian boleh dikatakan hanya mereduksi
ketidaktentuan, misal pada penelitian ilmu sosial.
Ciri-ciri pernyataan Masalah Penelitian
yang baik menurut Syvie, 2007 adalah sebagai berikut:
1.
Masalah
yang dipilih harus mempunya nilai penelitian
a.
Masalah
harus mempunyai keaslian
b.
Masalah
harus menyatakan suatu hubungan
c.
Masalah
harus merupakan hal yang penting
d.
Masalah
harus dapat di uji
e.
Masalah
harus mencerminkan suatu pertanyaan
2.
Masalah
yang dipilih dengan bijak, artinya:
a.
Data serta metode untuk
memecahkan masalah harus tersedia
b.
Biaya untuk memecahkan masalah,
secara relatif harus dalam batas-batas kemampuan
c.
Waktu memecahkan masalah harus
wajar
d.
Biaya dan hasil harus seimbang
e.
Administrasi dan sponsor harus
kuat
f.
Tidak bertentangan dengan hukum dan adat
3.
Masalah dipilih dengan kualifikasi peneliti
a.
Menarik bagi peneliti
b.
Masalah
harus sesuai dengan kualifikasi peneliti
H. Merumuskan
Permasalahan Penelitian
Pertimbangan dalam memilih masalah penelitian agar
masalah yang dipilih layak dan relevan untuk diteliti diungkapkan oleh
Notoatmodjo (2002), meliputi :
1. Masalah masih baru
“Baru” dalam hal ini adalah masalah
tersebut belum pernah diungkap atau diteliti oleh orang lain dan topik masih
hangat di masyarakat, sehingga agar tidak sia-sia usaha yang dilakukan, sebelum
menentukan masalah, peneliti harus banyak membaca dari jurnal-jurnal penelitian
maupun media elektronik tentang penelitian terkini.
2. Aktual
Aktual berarti masalah yang diteliti
tersebut benar-benar terjadi di masyarakat. Sebagai contoh, ketika seorang
dosen keperawatan akan meneliti tentang masalah gangguan konsep diri pada pasien
yang telah mengalami hemodialise berulang, maka sebelumnya peneliti tersebut
harus melakukan survey dan memang menemukan masalah tersebut, meskipun tidak
pada semua pasien
3. Praktis
Masalah penelitian yang diteliti harus
mempunyai nilai praktis, artinya hasil penelitian harus bermanfaat terhadap
kegiatan praktis, bukan suatu pemborosan atau penghamburan sumber daya tanpa
manfaat praktis yang bermakna.
4. Memadai
Masalah penelitian harus dibatasi ruang
lingkupnya, tidak terlalu luas, tetapi juga tidak terlalu sempit. Masalah yang
terlalu luas akan memberikan hasil yang kurang jelas dan menghamburkan sumber
daya, sebaliknya masalah penelitian yang terlalu sempit akan memberikan hasil
yang kurang berbobot.
5. Sesuai dengan kemampuan peneliti
Seseorang yang akan melakukan penelitian
harus mempunyai kemampuan penelitian dan kemampuan di bidang yang akan
diteliti, jika tidak, hasil penelitiannya kurang dapat dipertanggungjawabkan
dari segi ilmiah (akademis) maupun praktis.
6. Sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah
Masalah-masalah yang bertentangan dengan
kebijaksanaan pemerintah, undang-undang ataupun adat istiadat sebaiknya tidak
diteliti, karena akan banyak menemukan hambatan dalam pelaksanaan penelitiannya
nanti.
7. Ada
yang mendukung
Setiap penelitian membutuhkan biaya,
sehingga sejak awal sudah dipertimbangkan darimana asal biaya tersebut akan
diperoleh. Tidak jarang masalah-masalah penelitian yang menarik akan
mendapatkan sponsor dari instansi-instansi pendukung, baik pemerintah maupun
swasta.
Perumusan masalah merupakan titik tolak
bagi perumusan hipotesis nantinya dan dari rumusan masalah dapat menghasilkan
topik penelitian, atau judul dari penelitian. Menurut Moh. Nazir, 2005 umumnya
rumusan masalah harus dilakukan dengan kondisi berikut:
1.
Masalah
biasanya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan.
Contohnya, ”Apa akibat dari perbedaan jenis
penghargaan atau prestasi siswa?”, ”Berapa sering pelaksanaan penilaian
akreditasi dari lembaga-lembaga terakreditasi?”
1.
Rumusan
hendaklah jelas dan padat serta tidak menduakan arti
Contoh:
a. Masalah ini diselidiki dalam studi
mengenai dampak penguatan positif atau kualitas komposisi bahasa Inggris
b. Kegunaan dari studi ini untuk penilaian
kurikulum pelajaran ekonomi rumah tangga yaitu:
1)
Menunjukkan
kepentingan-kepentingan dan kebutuhan-kebutuhan siswa.
2)
Mendapatkan
pendapat-pendapat orang tua mengenai pertimbangan yang menurut mereka penting
didalam pengajaran pelajaran ekonomi rumah tangga.
2.
Rumusan
masalah harus berisi implikasi adanya data untuk memecahkan masalah
3.
Rumusan
masalah harus merupakan dasar dalam membuat hipotesis
4.
Masalah
harus menjadi dasar bagi judul penelitian
Hal yang perlu diingat dalam merumuskan masalah:
1. Masalah ilmiah tidak boleh merupakan
pertanyaan-pertanyaan etika atau moral. Pernyataan tentang nilai dan value judgement yang tidak bisa di jawab
secara ilmiah, misalnya masalah yang dipilih adalah ”bagaimanakah sebaiknya
mengajar mahasiswa di Perguruan Tinggi?” untuk menghindarkan hal tersebut maka
janganlah menggunakan kata ”Mustikah” atau ”lebih baik”, atau
perkataan-perkataan lain yang menunjukkan preferensi. Ganti perkataan lebih
baik dengan perkataan ”lebih besar”.
2. Menghindarkan masalah yang merupakan
metodologi. Pernyataan-pernyataan yang berhbungan dengan ”metode sampling” , atau ”pengukuran” dan lain-lain,
supaya jangan digunakan dalam memformulasikan masalah.
Cara untuk memformulasikan masalah:
1.
Dengan
menurunkan masalah dari teori yang telah ada, seperti masalah pada penelitian
eksperimental.
2.
Dari
observasi langsung dilapangan, seperti yang sering dilakukan oleh ahli-ahli
sosiologi. Jika masalah diperoleh dilapangan,maka sebaiknya juga menghubungkan
masalah tersebut dengan teori-teori yang telah ada, sebelumnya masalah tersebut
diformulasikan. Ini bukan berarti bahwa
dalam memilih penelitian yang tidak didukung oleh suatu teori tidak
berguna sama sekali. Karena ada kalanya penelitian tersebut dapat menghasilkan
dalil-dalil dan dapat membentuk sebuah teori.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Topik (bahasa Yunani: topoi)
adalah inti utama dari seluruh isi tulisan yang hendak disampaikan atau lebih dikenal dengan topik
pembicaraan. Cara mempertimbangkan topic: Manageable of
Topic (Topik dapat dikelola), Obtainable Data (Data yang dibutuhkan
dapat diperoleh), Significance of
Topic (Topik yang sesuai), Interested Topic (Menarik). Sedangkan dalam merumuskan judul perlu diperhatikan beberapa
hal sebagai berikut: judul
dibuat singkat dan konsisten dengan rumusan masalah, judul harus bisa menggambarkan
isi penelitian secara keseluruhan, judul harus berisi variabel-variabel
yang akan diteliti, judul penelitian harus memperhatikan pendekatan yang dipilih
kuantitatif atau kualitatif, judul adalah penegasan bahwa masalah yang
dijadikan penelitian penting untuk diteliti.
Menurut Notoatmodjo (2002) masalah penelitian secara umum dapat diartikan
sebagi suatu kesenjangan (gap) antara yang seharusnya dengan apa yang terjadi
tentang sesuatu hal, atau antara kenyataan yang ada atau terjadi dengan yang
seharusnya ada atau terjadi serta antara harapan dan kenyataan. ada beberapa
karakteristik permasalahan penelitian yakni dapat diteliti, mempunyai
kontribusi signifikan, dapat didukung dengan data empiris, sesuai dengan
kemampuan dan keinginan peneliti.
DAFTAR PUSTAKA
http://bukusugiyono.blogspot.co.id/2015/09/contoh-judul-penelitian-kualitatif.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Topik
http://www.yuwonoputra.com/2014/06/contoh-judul-skripsi-penelitian-kualitatif-kuantitatif-ptk.html
https://www.academia.edu/8471530/METODE_PENELITIAN_KUANTITATIF_DAN_KUALITATIF
https://id.wikipedia.org/wiki/Penelitian_kuantitatif
https://pojokpakdani.wordpress.com/2013/03/09/tips-menetukan-topik-penelitian-membuat-latar-belakang-penelitian-dan-cara-menentukan-rumusan-masalah/
http://seputarpendidikan003.blogspot.co.id/2013/08/topik-penelitian.html
http://metopenkomp.blogspot.co.id/2014/04/cara-merumuskan-judul-penelitian.html
http://datafilecom.blogspot.co.id/2011/10/merumuskan-judul-penelitian-metodologi.html
Comments
Post a Comment