a.
Syarat-Syarat
Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu pernyataan
yang penting kedudukannya dalam penelitian. Oleh karena itulah maka dari
peneliti dituntut kemampuannya untuk dapat merumuskan hipotesis ini dengan
jelas. Borg dan Gall (1979: 61) mengajukan adanya persyaratan untuk hipotesis
sebagai berikut:
ü Hipotesis
harus dirumuskan dengan singkat tetapi jelas.
ü Hipotesis
harus dengan nyata menunjukkan adanya hubungan antara dua atau lebih variabel.
ü Hipotesis
harus didukung oleh teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli atau hasil
penelitian yang relevan.
b.
Bentuk-Bentuk
Hipotesis
Bentuk-bentuk
hipotesis penelitian sangat terikat dengan rumusan masalah penelitian. Bila
dilihat dari tingkat eksplanasinya, maka bentuk rumusan masalah penelitian ada
tiga yaitu: rumusan masalah deskriptif (variabel mandiri), komparatif
(perbandingan), dan asosiatif (hubungan). Oleh karena itu maka bentuk hipotesis
penelitian juga ada tiga yaitu hipotesis deskriptif, komparatif, dan asosiatif
/ hubungan.
1.
Hipotesis deskriptif
Hipotesis deskriptif merupakan jawaban sementara
terhadap masalah deskriptif, yaitu yang berkenaan dengan variabel mandiri, baik
variabel satu atau lebih.
·
Adapun contoh rumusan masalah deskriptif
:
1.
berapa daya tahan susu yang dibuat karyawan PT A lulusan SMK ?
2.
seberapa tinggi semangat belajar mahasiswa PTN ?
·
Hipotesis deskriptifnya :
Daya
tahan susu yang dibuat karyawan PT A lulusan SMK sama dengan 6 jam/hari (Ho).
Ini merupakan hipotesis nol, karena daya tahan susu yang dibuat PT A lulusan SMK, ada pada sampel diharapkan
tidak berbeda secara signifikan dengan daya tahan yang ada pada populasi.
Hipotesis
alternatifnya adalah: daya tahan karyawan toko lulusan SMK ≠ 6 jam/hari. ‘’Tidak
sama dengan” ini bisa bearati lebih besar
atau lebih kecil dari 6 jam.
·
Hipotesis statistik (hanya ada bila
berdasarkan data sampel)
Ho
: µ = 6 jam/ hari
Ha
: µ ≠ 6 jam/ hari
` µ : adalah nilai rata-rata populasi yang
dihipotesiskan atau ditaksir
melalui sampel
Untuk
rumusan masalah no. 2 hipotesis nolnya bisa berbentuk demikian :
a)
Semangat belajar mahasiswa PTN = 75%
dari kriteria ideal yang ditetapkan.
b)
Semangat belajar mahasiswa PTN paling
sedikit 75% dari kriteria ideal yang ditetapkan (paling sedikit itu berarti
lebih besar atau sama dengan ≥)
c)
Semangat belajar mahasiswa PTN paling
banyak 75%dari kriteria ideal yang ditetapkan (paling banyak itu berarti lebih
kecil atau sama dengan ≤).
Dalam kenyataan hipotesis yang diajukan salah satu
saja dan hipotesis mana yang dipilih tergantung pada teori dan pengamatan
pendahuluan yang dilakukan pada obyek. Hipotesis alternatifnya masing-masing
adalah:
a) Semangat
belajar mahasiswa PTN ≠ 75%
b) Semangat
belajar mahasiswa PTN < 75%
c) Semangat
belajar mahasiswa PTN > 75%
Hipotesis statistik
adalah (hanya ada bila berdasarkan data sampel)
a) Ho:
р = 75% p =
hipotesis yang berbentuk prosentase
Ha: р ≠ 75%
b) Ho:
р ≥ 75%
Ha: р < 75%
c) Ho:
р ≤ 75%
Ha: р > 75%
2. Hipotesis
Komparatif
Hipotesis
komparatif merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah komparatif.
Pada rumusan ini variabelnya sama tetapi populasinya atau sampelnya yang
berbeda, atau keadaan itu terjadi pada waktu yang berbeda.
Contoh:
1)
Rumusan masalah komparatif
Bagaimana
prestasi belajar siswa SMK X bila dibandingkan dengan SMK Y?
2) Hipotesis
komparatif
Berdasarkan rumusan masalah komparatif
tersebut dapat dikemukakan tiga model
hipotesis nol dan alternatif sebagai berikut:
Hipotesis Nol:
1)Ho :
Tidak terdapat perbedaan prestasi belajar siswa SMK X bila dibandingkan dengan SMK Y; atau
terdapat persamaan antara prestasi belajar mahasiswa siswa SMK X bila
dibandingkan dengan SMK Y, atau
2) Ho : prestasi belajar siswa SMK X bila
dibandingkan dengan SMK Y lebih besar atau sama dengan (≥) SMK Y (“lebih besar
atau sama dengan”)
3) Ho : prestasi belajar siswa SMK X lebih kecil atau sama dengan (≤) SMK Y (“lebih
kecil atau sama dengan” )
Hipotesis
Alternatifnya :
1) Ha
: prestasi belajar siswa SMK X lebih besar (atau lebih kecil) dari SMK Y.
2) Ha
: prestasi belajar siswa SMK X lebih kecil (<) dari pada SMK Y.
3) Ha
: prestasi belajar siswa SMK X lebih besar dari pada (≥) SMK Y.
3. Hipotesis
Asosiatif
Hipotesis
asosiatif adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiatif, yaitu
yang menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih.
1)
Contoh rumusan masalah asosiatif
Adakah hubungan yang positif dan
signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan iklim kerja sekolah?
2)
Hipotesis penelitian
Terdapat hubungan yang positif dan
signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan iklim kerja sekolah.
3)
Hipotesis Statistik
Ho :
р = 0 , 0
berarti tidak ada hubungan.
Ha :
р ≠0 , “tidak
sama dengan nol”berarti lebih besar atau kurang
(-) dari nol, berarti ada hubungan.
p = nilai korelasi dalam
formulasi yang dihipotesiskan.
Pada penelitian yang menggunakan sampel, untuk
mengetahui keadaan populasi maka sumber datanya menggunakan sampel yang diambil
dari populasi tersebut. Jadi yang dipelajari adalah data sampel. Dugaannya
adalah apakah data sampel tersebut dapat diberlakukan ke populasi, hal itu dinamakan
hipotesis statistik. Hipotesis statistik diperlukan untuk menguji apakah
hipotesis penelitian yang hanya diuji dengan data sampel, itu dapat
diberlakukan dengan untuk populasi atau tidak. Dalam pembuktian ini maka akan
mucul yang namanya signifikansi atau taraf kesalahan atau kepercayaan dari
pengujian. Signifikansi artinya hipotesis penelitian yang telah terbukti pada
sampel itu (baik deskriptif, komparatif, mauupun asosiatif) dapat diberlakukan
ke populasi. Adapun contoh hipotesis penelitian yang mengandung hipotesis
statistik yakni :
1. Ada
perbedan yang signifikan antara prestasi belajar dalam
sampel dengan populasi. Prestasi belajar anak paling tinggi dengan nilai 6,0 (hipotesis
deskriptif, sering tidak dirumuskan dalam penelitian)
2. Terdapat
perbedaan yang signifikan antara semangat belajar anak dari keluarga
petani dan nelayan (hipotesis komparatif, petani dan nelayan adalah sampel)
3. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara kerajinan belajar
dengan prestasi belajar anak pada sekolah B. (hipotesis asosiatif/ hubungan;
data dari sekolah A diambil dengan sampel). Ada hubungan positif artinya, bila
anak rajin belajar maka prestasi belajar akan tinggi.
Comments
Post a Comment